Inggris Serang Balik Para Gangster

Posted by Sangat Unik


"Kami akan serang balik. Kalian boleh lari, tapi tidak bisa bersembunyi!"
Itulah pesan pemerintah Inggris Raya kepada para perusuh dan penjarah, yang sudah empat malam merajalela di London dan kota-kota besar di negeri itu.
Bagi Perdana Menteri Inggris, David Cameron, huru-hara ini bukan masalah kesenjangan sosial, namun murni kriminal akibat kaum muda yang sudah diracuni dengan budaya preman atau gangster. 

Cameron sudah menyiapkan sejumlah tindakan bagi para perusuh dan mempresentasikannya kepada para anggota parlemen hari ini, 11 Agustus. Ini adalah pertemuan darurat bagi pemerintah dan parlemen Inggris. Seharusnya mereka masih dalam masa libur musim panas. Namun gara-gara kerusuhan ini, PM Cameron beserta para pejabat dan anggota parlemen, bahkan hingga petugas pengadilan dan polisi terpaksa membatalkan cuti mereka.

Pemerintah Inggris sudah menerapkan sejumlah tindakan darurat, diantaranya menambah jumlah polisi ke wilayah-wilayah yang rawan. Kepala Polisi Metropolitan mengatakan bahwa sebelumnya hanya ada 6.000 polisi di jalanan London, kini ditambah menjadi 16.000 petugas.

Selain itu ada bantuan dari satuan polisi di seluruh penjuru negeri, termasuk dari Skotlandia yang membantu pengamanan kota-kota di bagian utara Inggris. Para hakim di London dan sekitarnya pun harus siap menggelar sidang pada malam hari untuk mengadili dan menghukum para perusuh dan penjarah. 

Hasilnya cukup efektif. Menurut kantor berita Associated Press lebih dari 1.200 orang sudah ditangkap di sejumlah, dan ratusan diantara mereka sudah siap diadili. Selain itu, sejak Rabu malam situasi di London dan kota-kota lain mulai sepenuhnya terkendali.

"Para gangster ini merupakan biang keladi atas aksi-aksi protes dan berada di balik serangan yang terkoordinasi," kata Cameron dalam rapat darurat dengan para anggota parlemen di London.

"Saya telah menyampaikan pesan yang jelas kepada orang-orang yang bertanggung jawab atas kriminalitas dan pelanggaran ini. Anda akan menyaksikan sebuah penegakan hukum yang tegas. Jika Anda sudah cukup umur untuk melakukan kejahatan ini, maka Anda pun sudah cukup umur untuk menghadapi hukuman," kata Cameron sebelumnya.

Menurut dia kerusuhan dan penjarahan ini merupakan pemandangan yang memilukan, menampilkan sekelompok orang mencuri, merusak, menjarah, merampok, menampilkan sekelompok orang menyerang polisi bahkan menyerang pemadam kebakaran saat mereka berusaha memadamkan api. "Peristiwa ini murni kriminal, dan harus segera dihadapi dan dikalahkan," kata Cameron.

Menurut harian The Guardian, Kepolisian Inggris telah memberi informasi kepada para pejabat termasuk Cameron bahwa biang kerok dari masalah ini adalah para gangster lokal.
Memanfaatkan teknologi komunikasi, mulai dari laman blog mikro Twitter hingga BlackBerry Messenger, mereka memanfaatkan aksi protes Sabtu pekan lalu atas penembakan polisi kepada seorang pemuda bernama Mark Duggan untuk mengkoordinasi aksi kerusuhan dan penjarahan. Ini terjadi di London, Manchester, Salford, dan kota-kota lain. 

Pengusiran
Jelang pertemuan darurat dengan para anggota DPR, Cameron dan timnya sudah menyiapkan rencana jangka menengah dan panjang. Salah satunya adalah menetapkan hukuman berat bagi para perusuh dan penjarah.

Selain hukuman penjara, Cameron dan parlemen Inggris juga berniat menetapkan hukuman pengusiran bagi para pelaku penjarahan, dari perumahan yang disubsidi pemerintah (council house) dan berbagai skema bantuan sosial pemerintah lainnya.

Seperti dilansir laman Telegraph, Cameron mendukung usulan pengusiran tersebut. Para menteri-menteri kabinetnya saat ini tengah menyusun dokumen-dokumen yang memberikan hak bagi para pengelola perumahan pemerintah untuk mengusir para pelaku dari pemukimannya. Yang sudah menyetujui rencana kebijakan ini adalah para pejabat perumahan di Distrik Greenwich, Hammersmith, dan Fulham di London, serta Distrik Salford di Manchester.
Pemerintah Inggris juga mempertimbangkan apakah sensor pada jejaring sosial dapat membantu mencegah agar kejadian tak meluas. "Era kebebasan informasi dapat digunakan untuk kebaikan. Tapi ini juga dapat digunakan untuk menyakiti," kata Cameron seperti dikutip Forbes.
Dia melanjutkan, "Semua orang yang menonton tindakan-tindakan mengerikan akan terjebak dalam pemikiran, apakah pelaku kerusuhan ini terorganisir melalui jejaring sosial."

Menteri Perumahan Inggris, Grant Shapps, mengatakan kementeriannya tengah memperkeras sanksi agar para pelaku di luar wilayah tersebut juga dapat diusir. "Pemerintah sedang berupaya memperkeras hukum tersebut. Jadi, siapapun yang terlibat kerusuhan sebaiknya berpikir tentang dampak jangka panjang yang akan diterima mereka dan keluarga mereka," kata Shapps.

Menteri Tenaga Kerja dan Dana Pensiun, Iain Duncan Smith, mengatakan kabinet Cameron juga mengusulkan pencabutan semua hak para perusuh untuk mendapatkan bantuan sosial. Untuk menerapkan hal ini, Inggris perlu mengubah undang-undang kesejahteraan sosial mereka terlebih dahulu.

Sejauh ini, rencana ini didukung oleh 80 ribu rakyat Inggris melalui petisi online di situs pemerintah. "Tidak ada pembayar pajak yang harus menanggung dosa mereka yang melakukan perusakan properti, mencuri dari komunitas mereka sendiri, dan tidak menghormati apa yang telah diberikan pemerintah terhadap mereka," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Kerugian Besar
Kerusuhan dan penjarahan yang sudah berlangsung empat malam itu telah menimbulkan kerugian besar bagi pelaku bisnis dan industri Inggris, salah satu negara ekonomi maju di Eropa. Kalangan peritel, seperti dikutip CNN, mengaku sudah kehilangan pendapatan lebih dari 100 juta pound sterling, atau sekitar Rp1,38 triliun selama empat malam akibat toko-toko dan tempat usaha mereka hancur dibakar dan dijarah massa.

Taksiran nilai kerugian itu disusun oleh Centre for Retail Research. Sementara itu, Kamar Dagang Inggris belum mengumumkan jumlah kerugian akibat huru-hara itu. Namun, analisis dari CRR itu juga menyatakan bahwa jumlah kerugian bisa membengkak menjadi 520 juta pound sterling atau sekitar Rp7,1 triliun hingga tahun depan bila banyak turis dan kalangan pengusaha pindah ke tempat lain. 

Pelaku bisnis khawatir bahwa kerusuhan ini bisa merusak persiapan mereka untuk menyambut hajatan besar di London tahun depan, yaitu Pesta Olahraga Olimpiade. Hajatan itu sangat diharapkan bisa mendatangkan pemasukan besar bagi pengusaha dan meningkatkan pendapatan ekonomi bagi Inggris. 

Kerusuhan massal ini juga memakan korban jiwa. Haroon Jahan (21) Shahzad Ali (30) dan Abdul Musavir (30)  dilaporkan tewas pada Selasa malam, 9 Agustus 2011, setelah ditabrak ketika sedang berjaga di pemukiman Windson Green, Kota Birmingham. Mobil berkecepatan 80 km/jam tersebut langsung kabur setelah menabrak ketiga pemuda itu.

Menurut harian Daily Mail, Kamis, 11 Agustus 2011, pelaku adalah warga kulit hitam berusia 32 tahun dan telah ditangkap oleh polisi. Belum diketahui apa motif tindakannya tersebut.

Insiden ini dikhawatirkan dapat memicu bentrokan rasial di tengah situasi keamanan Inggris yang sedang diamuk kerusuhan. Ayah salah seorang korban, Tariq Jahan, tampil di depan media dan meminta warga untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi.

"Saya kehilangan anak saya. Kulit hitam, Asia, kulit putih, kita hidup di komunitas yang sama. Kenapa kita harus saling bunuh? Kenapa kita lakukan ini?" kata Jahan. "Pulanglah kalian ke rumah masing-masing."

Ketiga pemuda malang itu, seperti warga lainnya di pemukiman tersebut, sedang bertugas patroli malam untuk menjaga lingkungan mereka dari para penjarah. Mereka melindungi masjid, gereja, dan kuil, serta terkhusus melindungi toko-toko warga setempat.

Sebelum insiden itu terjadi, warga mengaku melihat sekelompok pemuda dari geng kulit hitam bergerombol di pemukiman mereka, membakar mobil, dan berteriak-teriak.

Sepupu korban, Ali Hussain, mengatakan geng preman itu utamanya mengincar toko-toko milik orang Asia untuk dijarah. Dia khawatir anggota geng pemuda Asia di pemukiman tersebut akan melancarkan aksi pembalasan. 


source: http://fokus.vivanews.com/news/read/240011-inggris-serang-balik-para-gengster