Teka Teki Silang Cegah Otak dari Kepikunan

Posted by Sangat Unik


Teka Teki Silang alias TTS menjadi begitu populer di kalangan masyarakat dunia karena efeknya yang mengasyikkan, membuat penasaran dan bisa menjadi sarana uji pengetahuan. Tidak sekedar menyajikan kreasi kata secara mendatar dan menurun, TTS mampu mengasah kemampuan otak para penggemarnya. Pertama kali dibuat di tahun 1913, Arthur Wynne hanya berupaya menyuguhkan permainan pada kolom fun di media tempatnya bekerja. Ia kemudian teringat akan permaianan masa kecilnya Magic Square, sebuah permainan kata-kata dimana sang pemain harus menyusun kata agar sama mendatar dan menurun sehingga membentuk kotak. Sebuah pemikiran sederhana yang akhirnya menjadikan TTS luar biasa digemari di seluruh dunia.
Dalam perkembangannya, TTS tidak hanya berperan sebagai pengisi waktu senggang, untuk iseng atau sekedar menunggu datangnya sesuatu. Dalam beberapa penelitian, TTS dapat menjadi sebuah terapi yang bermanfaat secara medis dan psikologis. Berdasarkan hasil beberapa penelitian psikologis, orang dengan kebiasaan mengisi TTS disinyalir memiliki keteraturan perasaan, ketelitian dan memiliki keuletan. Analisa logisnya, mencari jawaban dan menyusun huruf demi huruf pada kolom-kolom TTS memang membutuhkan keuletan dan kesabaran. Rasa penasaran akan sebuah jawaban menjadi motivasi untuk terus mencari dan mencoba hingga kolom demi kolom terisi.  Kepenasaranan itu yang menuntun para penggemar TTS untuk lebih ulet dan teliti mengisikan jawaban.
Secara medis, TTS juga memili manfaat yang signifikan. Mengisi TTS mampu meningkatkan fungsi kerja otak manusia dan mencegah kepikunan dini. Dokter Gary Small, direktur UCLA Center on Aging Alzheimer yang juga profesor psikiater di UCLA’s Neuropsychiatric Institute menyatakan bahwa untuk mencegah kepikunan, khususnya Alzheimer diperlukan perubahan gaya hidup dengan mengatur pola makan dan mengelola stress. Menurutnya, mengisi TTS dan bermain musik merupakan rekreasi otak yang dapat menjaga keseimbangan kerja otak manusia. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan makanan yang bergizi dan pola tidur yang teratur. Ia membuktikan hal ini dengan melakukan penelitian terhadap 20 orang pasien yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menjalani pola hidup sehat. Mereka menjaga kestabilan mental dan fisik, tidak stress dan rajin mengkonsumsi ikan. Sedangkan kelompok kedua menjalani kebiasaan mereka tanpa aturan pola hidup sehat. Hasilnya, selama dua minggu, 75 persen pasien kelompok pertama mengalami peningkatan daya ingat dari 20 hingga 30 persen dan tekanan darah menurun. Tekanan darah yang dipicu stress, menurutnya dapat memperburuk kerja otak, sehingga banyak orang yang belum lansia sudah menderita kepikunan.
Berdasarkan penelitian tersebut, TTS dapat kita kategorikan sebagai stimulan yang berfungsi mengelola stress dan menghubungkan saraf-saraf otak yang terlelap. Sifat “fun”  tapi tetap “learning” dari TTS memberikan efek menyegarkan ingatan, sehingga fungsi kerja otak kembali optimal karena otak dibiasakan untuk terus belajar dengan santai. Kondisi pikiran yang jernih, rileks dan tenang akan membuat memori otak kuat, sehinggadaya ingat pun menigkat. Wajar jika TTS dikatakan sebagai media rekreasi otak karena selain mengasahkemampuan kognitif, meningkatkan daya ingat, memperkaya pengetahuan, juga menyenangkan kita. Bermain sambil belajar istilahnya, karena seringkali  hal-hal kecil yang terlupakan dan terlewatkan menjadi kita ketahui ketika mengisi TTS. Bisa juga kita katakan mengisi TTS sebagai ajang “latihan dan ujian tanpa beban” karena kecenderungannya untuk hiburan. Walaupun banyak TTS berhadiah dengan pertanyaan yang lebih sulit, tetap saja sifat dasar dan perannya membuat kita fun dan penasaran mencari jawaban. Tak masalah bila kita sering berjibaku dengan TTS karena manfaatnya sungguh besar untuk menjaga otak kita dari penyakit pikun. So, rekreasikan otak kita dengan mengisi TTS, cara sederhana yang berdampak luar biasa.

source: http://niahidayati.net/teka-teki-silang-cegah-otak-dari-kepikunan.html